Kesenian merupakan salah satu bagian kebudayaan. Kesenian sebagai bentuk aktivitas seni budaya yang harus tetap dilestarikan keberadaannya bagi kehidupan, karena merupakan nilai yang sangat tinggi yang harus dilestarikan sebagai budaya bangsa. Kesenian juga tidak lepas dari kehidupan masyarakat, sebab seni lahir dan berkembang di dalam masyarakat, disamping itu kesenian juga bisa dikatakan sebagai ungkapan, lambang atau simbul sesuatu yang dihasilkan oleh pencipta didasari atas pengalamannya, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat yang hidup di lingkungannya (Bastomi, 1998 : 38).
Diberbagai lingkungan kehidupan, seni selalu menarik untuk dibicarakan yaitu mulai dari segi keindahannya hingga segi lain yang meliputi fungsi seni, sejarah seni dan upaya pelestariannya. Hal ini dikarenakan seni merupakan hasil buah budi manusia yang bersifat halus dan indah. Hasil suatu karya seni yang diciptakan memiliki latar belakang dalam proses penciptanya. Sehingga perlu diupayakan kelestariannya. Upaya kelestarian dimaksudkan untuk menjaga hasil ciptaan seni, sehingga dimasa mendatang masyarakat diharapkan dapat berprestasi seni karya lain yang telah ada. Kelestarian hasil cipta seni tersebut dilakukan melalui berbagai upaya pengembangan.
Kehidupan dalam era globalisasi mengalami pengembangan yang sangat pesat didalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi perkembangan teknologi harus diimbangi dengan aktivitas berolah seni. Pentingnya aktivitas seni dalam menjaga keseimbangan tersebut sesuai dengan pendapat Bastoni (1998 : 22) bahwa dewasa ini bahwa satu sisi diperlukan perkembangan teknologi dan ilmu pengentauan sosial untuk menjaga kelangsungan dan perkembangan umat manusia, tetapi pada sisi lain diperlukan pula kesenian dan kreativitas artistik sebagai perimbangan dan kelengkapannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bahwa pengaruh terhadap kehidupan kesenian , hal ini seperti diungkapkan oleh Nusantara (1997) : 52) bahwa : masyarakat kita sedang berubah, dari budaya agraris tradisional ke masyarakat budaya industri. Dalam perubahan ini teknologi merupakan acuan utama yang benar-benar menjadi impian “kasat mata” oleh sebab itu tidak salah bila dikatakan teknologi membawa dampak yang sangat besar bagi pola pikir dan perilaku budaya bangsa dan ketika perilaku budaya bagsa berubah secara langsung atau tidak langsung akan menerpa kesenian yang dimiliki bangsa kita.
Di propinsi JawaTengah setiap daerah mempunyai corak dan ragam kesenian nasional yang khas. Oleh karena itu kesenian tradisional yang berada di setiap daerah mencerminkan suatu ciri khas tertentu sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat setempat. Kesenian tradisional merupakan bagian kebudayaan masyarakat disetiap daerah, sehingga kesenian daerah mempunyai sifat, ciri dan karakter yang khas yang berasal dari masyarakat setempat.
Pengaruh perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan terhadap budaya tradisional akan membawa perubahan. Perubahan antara lain pada pola garapan. Ciri pada tari tradisional adalah gerak, tata rias, pola lantai yang sederhana. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat seni atau seniman harus mampu menciptakan pola garapan tari tradisional. Seniman dalam membuat pola garapan pada seni tradisional tidak lepas dari permasalahan koriografinya. Dengan harapan-harapan membawa perubahan pada seni tradisional dan akan diminati serta dilestarikan keberadaannya karena bisa berkembang sesuia perkembangan jaman.
Dari pengetahuan korigrafi seorang seniman dari daerah Rembang berusaha mengubah pola garapan pada tari orek-orek yang merupakan tari tradisional dari daerah kabupaten Rembang. Tari orek-orek merupakan kesenian yang muncul pada jaman dahulu merupakan kesenian sakral, namun dalam perkembangannya berubah fungsinya, walaupun tidak meninggalkan ciri dan corak aslinya. Tari orek-orek hidup, tumbuh dan berkembang di berbagai daerah Jawa Tengah khususnya di Rembang yang mempunyai corak yang berbeda. Hal ini terjadi karena kesenian yang ada di berbagai daerah mempunyai lingkungan sosial dan budaya yang berbeda.
Kesenian orek-orek merupakan jenis seni tari dan seni musik yang terpadu. Tari orek-orek ini merupakan jenis tarian pergaulan berpasangan putra dan putri maupun laras pelog, sehingga merupakan suatu penyajian yang harmonis dan mempunyai ciri khas tertentu. Kesenian orek-orek di desa Karangasem kecamatan Bulu Kabupaten Rembang memiliki ciri khas yang berbeda dengan kesenian tradisional lainnya. Sehingga merupakan kebanggaan daerah setempat, baik dari kalangan orang tua, remaja, maupun anak-anak. Kesenian orek-orek yang ada di desa Karangasem kecamatan Bulu kabupaten rembang saat ini mengalami perkembangan pesat terutama pada pola garapannya. Hal ini sesuai dengan tuntunan jaman dan tuntunan masyarakat pendukungnya. Perkembangan dan perubahan pola garap antara lain pada tata geraknya yang tidak menoton, tata rias dan busana dulu sangat sederhana, sekarang sudah sesuai dengan kemajuan jaman terutama pada tata busana. Dahulu penari putri memakai kemben, namun sekarang sudah memakai baju engkap dengan acsecorisnya, komposisi yang dulu hanya satu pola lantai sekarang sudah bervariasi, sehingga dapat menambah nilai estetis pada tari tersebut.
Tari orek-orek sering ditampilkan pada acara-acara resmi di kabupaten Rembang dan mengikuti berbagai festifal tari tradisional se Jawa Tengah. Penghargaan yang pernah di raih antara lain juara II dalam festival Borobudur tahun 1997, juara harapan II festival tari pergaulan Jawa Tengah di Tegal pada tahun 1999 (Data Departa, 2005). Perubahan dalam kehidupan masyarakat yang terjadi saat ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kurangnya rasa simpati dan perhatian pada seni dan budaya, terutama pada seni tradisional, kurangnya kepedulian dan simpati ini dialami masyarakat, khususnya pada generasi muda bahkan diantara mereka ada yang tidak suka mengenal seni budaya Jawa (Sugiarto, 1994 : 24).
Dari uraian tersebut diatas penulis menemkan bentuk kesenian dalam kontek Fakta Sosial. Hal ini bisa penulis lihat dari fenomena dibawah ini; masyarakat kita sedang berubah dari budaya agraris tradisional ke masyarakat berbudaya industri. Dalam perubahan ini teknologi merupakan acuan utama yang benar-benar menjadi impian yang kasat mata. Oleh sebab itu tidak salah bila dikatakan teknologi membawa dampak yang sangat besar bagi pola pikir dan perilaku budaya bangsa. Dan ketika perilaku budaya bangsa berubah secara langsung atau tidak langsung menerpa bangsa kita. Hal tersebut didukung dengan adanya teori yang memandang bahwa masyarakat sebagai suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen-elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan, perubahan yang terjadi dalam satu bagian akan membawa perubahan pula terhadap bagian yang lain (Robert K. Merton).
Selain yang disebutkan diatas penulis juga menemukan fenomena dalam kontek Definisi Sosial yaitu “dari pengetahuan koregrafi seseorang seniman dari daerah Rembang berusaha mengubah pola garapan pada tari orek-orek yang merupakan tari tradisional dari daerah kabupaten Rembang. Tari orek-orek merupakan kesenian pada jaman dahulu merupakan kesenian yang sakral, namun dalam perkembangannya fungsi ini semakin berubah, meskipun tidak meninggalkan ciri dan corak keasliannya. Tari orek-orek tumbuh dan berkembang di daerah Jawa Tengah khususnya Rembang, yang mempunyai corak yang berbeda. Hal ini trejadi karena kesenian yang ada di berbagai daerah mempunyai lingkungan sosial dan budaya yang berbeda dari uraian uraian tersebut bisa didukung teori yang bertolak dari pandangan weber pula berpandangan bahwa tidakan manusia menjadi suatu hubungan sosial bila manusia saling memberikan arti atau makna tertentu terhadap tindakannya ( Alfred SchutZ).
Selain uraian tersebut diatas penulis juga menemukan fenomena dalam kontek perilaku sosial yang menerangkan bahwa kesenian orek-orek yang berasal dari desa Karangasem kecamatan Bulu kabupaten Rembang pada jaman dahulu disajikan sangat sederhana baik dari segi pola garapnya, tata rias, dan busananya yang dahulu penari putri memakai kemben sekarang sudah memakai baju lengkap dengan aesecorisnya, komposisi yang dahulu hanya satu pola lantai sekarang sudah bervariasi, sehingga bisa menambah nilai estetes pada tarian tersebut. Uraian tersebut didukung dengan teori yang memusatkan perhatiannya kepada hubungan historis antara akibat dan tingkah laku yang terjadi di lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor yang terjadi sekarang, dengan mengetahui apa yang diperoleh dari suatu tingkah laku nyata dimasa lalu akan dapat diramalkan apakah seseorang aktor akan bertingkah laku yang sama dalam situasi sekarang (Behavioral Sociologi).
Selain perilaku sosial kontek tersebut juga merupakan perubahan sosial, terbukti bahwa pada jaman dahulu penyajian tari orek-orek sangat sederhana sekali, sekarang sudah mengalami perubahan baik dari penyajiannya, dengan teori yang berpandangan bahwa masyarakat yang belum berkembang perlu mengatasi berbagai kekurangan dan masalahnya sehingga dapat mencapai tahap tinggal landas. Kearah perkembangan ekonomi (Teori Modernisasi).
Tari Orek Orek Khas Kab.Rembang |
Peserta Tari Orek Orek Bersama Turis Mancanrgara |
Peserta Tari Orek Orek Vestifal Tari Tradisional Jawa Tengah |
Penulis : Indun Mutamimah dan Satria Avianda Nurcahyo.