MENGGAGAS PEMIKIRAN KRITIS PEMUDA TERHADAP KORUPSI
DARI PRESPEKTIF SOSIAL-POLITIK
“PENANAMAN NILAI – NILAI SENI TARI KEPRAJURITAN KHAS
KABUPATEN SEMARANG DALAM UPAYA MENUMBUHKAN JIWA ANTI KORUPSI ”
Dalam Rangka Lomba Karya Tulis Essay FISIP Universitas Indonesia
Disususun Oleh :
Dhinar
Tri Itswulan
Hana
Sih Setya Gumelar
Satria
Avianda Nurcahyo
S M A N
E G E R I 1 U N G A R A N
2 0 1 5
Jika
dilihat dari sepak terjang korupsi, korupsi merupakan penyakit negara yang sangat berdampak pada
pembangunan, tatanan sosial
juga politik. Korupsi
mempunyai karakteristik sebagai kejahatan yang tidak mengandung kekerasan dengan
melibatkan unsur-
unsur tipu daya muslihat, ketidak jujuran serta penyembunyian suatu kenyataan.
Korupsi merupakan suatu tindakan yang merugikan negara baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu sangant dibutuhkan kecerdasan dan keberanian untuk
mendobrak dan merobohkan pilar pilar korupsi yang menjadi penghambat utama
lambatnya pembangunan ekonomi di Indonesia.
Semangat pemberantasan korupsi mulai berkobar saat
semakin banyaknya amanah rakyat yang sisalahgunakan. Mulai dari pengurus
koperasi sampai pejabat instansi tidak luput dari tindak pidana korupsi.
Meskipun aturan dibuat dengan setegas mungkin, namun besarnya hasrat untuk
memperkaya diri sendiri membuat tersangka lupa akan penderitaan yang dialami
sesama. Bahkan termasuk beberapa institusi yang dikenal bersih dan profesional
pun telah ternodai namanya. Pemberian hukuman yang seharusnya menjadi tamparan
bagi para pelaku sepertinya tidak berhasil memberikan efek jera. Korupsi telah
dianggap sebagai hal yang biasa saja, bahkan menjadi hal yang lumrah dilakukan
bagi para penikmatnya. Tidak hanya sekali dua kali, banyak kesempatan telah
dimanfaatkan dengan lihainya.
Terbongkarnya banyak kasus membuat kacamata hukum di
negeri ini semakin terbuka. Para penegak hukum pun semakin lincah mencari dalang
dari drama pencurian uang rakyat ini. Dari tahun ketahun sedikit demi sedikit
kasus korupsipun mulai terbongkar mulai dari
kasus korupsi Bank Century, kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet, kasus
korupsi Daging Sapi, sampai dengan yang terhangat kasus korupsi Dana Haji oleh
kementrian agama.
Banyak
kasus korupsi di Indonesia yang telah diungkap,diusut serta di selidiki oleh
KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Namun dibalik itu semua banyak pula ujian
yang diterima oleh lembaga pemberantasan korupsi tersebut. Mulai dari ancaman
yang ditujukan kepada petinggi KPK, Usaha pencelakaan, serta usaha usaha dari
pihak lawan dengan menggoda dan menggunakan tipu daya akal yang licik untuk
menggulingkan serta menjatuhkan petinggi KPK.Namun apa dikata ibarat menambang
kilangan minyak dilaut lepas, setiap tindakan yang dilakuakan pasti ada
konsekuensinya.
Perebutan jabatan menjadikan panggung politik di
Indonesia menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kuasa. Para petinggi KPK
yang dianggap berjasa mengantar para petinggi negara kedalam hotel prodeo malah
dijadikan kambing hitam,dicaci,dicari dan diungkit kesalahanya. Seakan ingin
mengalihkan isu, tekanan demi tekanan harus diterima oleh KPK dengan lapang
dada. Peristiwa penangkapan wakil ketua KPK membuat tersutnya api kemarahan
rakyat bahkan ancaman pengeboman gedung KPK oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab juga diupayakan. Menengok kisruh saat kasus pencalonan Kapolri, Bambang
Widjojanto wakil ketua KPK ditangkap
oleh kepolisian denagn alasan menghadirkan saksi palsu pada pengadilan Mahkamah
Konstitusi pada tahun 2010.Tak luput juga Abraham Samad ketua KPK ditetapkan
menjadi tersangka dengan tuduhan dugaan pemalsuan dokumen.
Tidak hanya para petinggi KPK sajalah yang
terancam, melainkan Lembaga KPK pun terancam akan dibubarkan karena dinilai
kurang efektif dan banyak menggelontorkan
isu hasil penyidikanya yang belum disahkan secara yuridis oleh lembaga
penegak hukum. Dari kasus diatas
tak dapat dipungkiri bahwa campur tangan politik turut serta mengambil andil
yang besar dalam hidup matinya KPK. Bahkan dalam salah satu pidato Megawati
Soekarnoputri, beliau ,engutarakan bahwa KPK harus dibubarkan.
Menurut kami para generasi muda, KPK jangan sampai bubar
karena lembaga itulah satu satunya di Indonesia yang menangani kasus korupsi,
jika andaikata bubar bagaimana negeri ini bisa bersih dari danya kasus
korupsi.Budaya korupsi telah mendarah daging sampai ke mental orang Indonesia,
maka dari itu perlu adanya tindakan pencegahan yang dimulai dari para generasi
muda penerus bangsa. Yaitu generasi yang diharapkan untuk menjadi bibit bibit
yang membawa revolusi mental bagi bangsa Indonesia yang anti korupsi.
Salah satu cara melakukan pencegahan korupsi yaitu
melalui penanaman nilai nilai moral semangat cinta tanah air ( Nasionalisme )
dan semangat rela berkorban ( Patriotisme ). Nilai ini diwujudkan melaui
pengembangan kebudayaan bangsa Indonesia yang mengandung nilai nilai budi
pekerti luhur serta akhlak yang mulia untuk bangsa yang ber-Ketuhanan kepada
para generasi muda penerus bangsa. Salah satu cara pencegahan korupsi, yaitu
dimulai dari peran para generasi muda, karena di tangan generasi mudalah yang
menentukan bagaimana nasib bangsa Indonesia kedepan. Kemudian, kami sebagai
wakil dari para generasi muda, yang kami sampaikan adalah cara pencegahan
korupsi melalui penanaman nilai – nilai pendidikan kesenian Tari Keprajuritan Khas
Kabupaten Semarang.
Lalu timbul pertanyaan, “ Bagaimana cara melakukan
pencegahan korupsi melalui budaya kesenian Tari Keprajuritan Khas Kabupaten
Semarang?”
Tarian keprajuritan merupakan tarian yang
dimainkan oleh para laki-laki dewasa dengan jumlah pemain bebas. Tarian
keprajuritan banyak berkembang di Semarang. Di daerah Ambarawa, keprajuritan
disebut juga dengan Soreng, sedangkan di daerah Salatiga disebut dengan Reog.
Tarian ini menggunakan kostum prajurit keraton. Tari keprajuritan melambangkan
kegagahan dan keberanian seorang prajurit yang sedang berlaga. Gerak tariannya
diiringi dengan kempul dan gong. Pada saat tari dipentaskan, ada salah seorang
penari yang menjadi pemimpin dalam tarian itu yang membawa peluit yang pada
saat-saat tertentu akan ditiup. Dengan ditiupnya peluit tersebut menandakan
pergantian gerakan. Pada zaman sekarang tarian ini dimainkan semata-mata untuk
hiburan. Biasanya dipentaskan saat warga mengadakan hajatan atau peringatan
hari-hari tertentu.
Tari prajuritan memiliki kelengkapan sejarah serta
keutuhan gerak dan musik yang khas. Sejarah dan latar belakang kemunculan atau
penciptan tari prajuritan, tak bisa dilepaskan dari perjalanan Pangeran
Sambernyawa (Mangkunegara I).Berdasarkan penelitian Hernowo Sudjendro, tari
prajuritan tumbuh kembang dari Desa Kasiran, Kecamatan Getasan, Kabupaten
Semarang. Tarian itu merupakan tiruan dari derap langkah prajurit Pangeran
Sambernyawa saat melaksanakan tugas dan kewajiban mereka.
Dia memperkirakan embrio tarian itu muncul sekitar abad ke-18. Saat itu, Sambernyawa gigih membela rakyat yang dijajah Kompeni Belanda. Pasukan sang pangeran itu memiliki semboyan tiji tibeh (mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh). Pangeran Sambernyawa tak mudah ditaklukkan, sehingga Belanda mengajak berunding bersama Sunan Paku Buwana III di wilayah yang sekarang bernama Salatiga.
Dia memperkirakan embrio tarian itu muncul sekitar abad ke-18. Saat itu, Sambernyawa gigih membela rakyat yang dijajah Kompeni Belanda. Pasukan sang pangeran itu memiliki semboyan tiji tibeh (mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh). Pangeran Sambernyawa tak mudah ditaklukkan, sehingga Belanda mengajak berunding bersama Sunan Paku Buwana III di wilayah yang sekarang bernama Salatiga.
Sembari menunggu perundingan dengan
Belanda dan mengawal Sambernyawa, para prajurit menggelar pertunjukan rakyat
berupa beber jurit gelar perang. Pertunjukan itu dimaksudkan sebagai
hiburan, sekaligus —diam-diamósebagai gladi kesiapan prajurit dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan untuk melindungi Pangeran Sambernyawa dari kemungkinan
perbuatan licik Belanda.
Rakyat di sekitar kawasan perundingan
antusias menonton, baik saat para prajurit berlatih maupun menggelar
pertunjukan. Mereka pun menirukan peragaan yang dilakukan para prajurit
pengawal Pangeran Sambernyawa tersebut. Itulah, kemudian, yang menjadi cikal
bakal tari prajuritan. Kini, tarian itu tetap hidup dan dikembangkan oleh
masyarakat di Kabupaten Semarang .Tari prajuritan sendiri tetap hidup di
masyarakat pendukungnya. Bahkan kini tari prajuritan sudah menjadi materi
pembelajaran ekstrakurikuler di SD dan SMP bahkan SMA.
Selain gerak – gerak yang indah dan ritmis, dalam seni tari terkandung
pula falsafah dan ajaran hidup yang dapat digunakan sebagai suri tauladan
seperti apa yang diungkapkan Wardana (1990 : 18) bahwa seni tari adalah
ungkapan nilai – nilai keindahan dan keluhuran lewat gerak dan sikap. Keluhuran
budi seseorang dapat dilihat dari sikap dan tingkah laku, demikian juga seorang
pencipta tari. Sebuah tarian merupakan ungkapan keluhuran budi dan perwujudan
dari watak seorang pencipta, sehingga penonton dalam hal ini apresiator akan
mengetahui untuk masing – masing pencipta tari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan
penanaman nilai-nilai budaya kesesnian berupa Tari Keprajuritan Khas Kabupaten
Semarang bagi generasi muda dapat digunakan sebagai sarana alternatif untuk
melakukan pencegahan tindak pidana korupsi. Dengan cara alternatif yaitu :
1.
Menanamkan nilai – nilai semangat cinta tanah air (Nasionalisme) dan rela
berkorban (Patriotisme)
Dengan melaui pendidikan budaya tari dapat menjadikan tumbuhnya rasa
Nasionalis dan Patriotis dalam diri generasi muda.Sehingga dapat menumbuhkan
rasa canggung untuk mengkhianati tanah airnya sendiri contohnya dengan
melakukan tindak pidana korupsi.
2. Menanamkan
nilai – nilai luhur makna filosofis Tari Keprajuritan serta sejarah tari
tersebut pada generasi muda
Tari
Keprajuritan yang kami angkat mempunyai makna filosofis yang dalam, dimulai
dari gerakan menundukkan kepala melambangkan kerendahan hati yang tidak angkuh,
ketegasan mimik serta gerak melambangkan jiwa yang tegas serta penuh dengan
pengorbanan, Tata cara gerakan yang kesatria melambangkan sikap seorang
kesatria yang jujur, rela berkorban demi tanah air, serta menjadi pelindung
rakyatnya.Jadi,penerapan nilai dan makna dapat dilakukan dengan cara pemberian
materi makna dan filosofis budaya tari saat pembelajaran dengan maksud tarian
tidak sekedar menari saja tetapi juga mempunyai arti dan nilai – nilai. Dan
setelah mendapat sentuhan nilai – nilai luhur budaya diharapkan dapat merubah
atau merevolusi mental para generasi muda untuk menjadi anti korupsi.
3. Penerapan
pembelajaran di sekolah yang harus direvolusi
Selama
ini pembelajaran disekolah hanya menitik beratkan pada akademik saja namun
kurang menengok pada pembelajaran akhlak dan budi pekerti, dalam budaya kita
sendiri terdapat banyak pengajaran nilai – nilai budi pekerti luhur bangsa
indonesia yang perlu diajarkan kepada generasi muda.Perlu adanya perubahan
konsep pembelajaran untuk mendapatkan sebuah perubahan jiwa dan mental bangsa
Indonesia yang anti korupsi.
Untuk mewujudkan
negara yang berakhlak budi pekerti luhur dan bermental anti korupsi tidak hanya
dibutuhkan dengan peran generasi muda serta masyarakat saja melainkan peran
dari pemerintah sebagai petinggi negara
juga diperlukan,oleh karena itu kami memberi berberapa saran dan solusi kepada
pemerintah untuk terwujudnya cita – cita bersama akan negeri yang berjiwa dan bermental anti
korupsi. Diharapkan pemerintah harus :
a)
Melakukan
pengoptimalan dana APBD untuk mengembangkan budaya daerahnya dalam rangka
pencegahan korupsi bagi generasi muda,Jadi dengan adanya dana yang mendukung ,
daerah dapat mengembangkan budayanya sendiri
serta dapat menanamkan nilai nilai luhur budaya daerah kepada generasi muda
dengan optimal dan maksimal serta dapat menanamkan nilai anti korupsi
b)
Pemerintah
lewat dinas pariwisata dan kebudayaan dapat membuat pagelaran dan perlombaan
budaya daerah setempat, yang selama ini jarang dilakukan, Jadi dengan adanya pagelaran
dan perlombaan budaya setempat dapat menumbuhkan antusiasme semangat para
generasi muda dan masyarakat untuk mempelajari budaya sendiri yang memiliki
nilai luhur dan sudah sedikit demi sedikit tergerus oleh budaya barat,dan juga
dapat menambah pendapatan daerah akan potensi pariwisata daerah tersebut dengan
adanya daya tarik tourisme asing
c)
Pemerintah
diharapkan membuat sanggar atau tempat pelestarian budaya untuk menjadi tempat
pembelajaran generasi muda, Jadi dengan adanya tempat berupa sanggar,
masyarakat khususnya generasi muda sendiri
dapat mempelajari nilai – nilai budi pekerti luhur yang mengajarkan kejujuran dan sangat anti
korupsi. Serta budaya asli daerah dapat terjaga dari ancaman kepunahan
d)
Pemerintah
diharapkan memberikan inovasi baru mengenai penerapan “Revolusi Mental” Jadi ,
untuk saat ini hanya generasi mudalah harapan bangsa untuk mewujudkan jiwa dan
mental anti korupsi, oleh karena itu revolusi mental dinilai perlu diakukan
inovasi baru dengan cara melakukan penambahan dan pengoptimalan pembelajaran
pendidikan akhlak budi pekerti luhur serta agama pada pengajaran di sekolah
Korupsi merupakan
kebiasaan dalam diri bangsa yang sudah tidak dapat hilang, namun masih dapat dicegah
melalui penanaman nilai – nilai budi pekerti luhur dalam budaya negeri sendiri
oleh generasi muda, karena di tangan generasi mudalah yang menentukan kemana
nasib bangsa Indonesia akan berlabuh.Sudah saatnya kita menengok kedalam
tentang kayanya negeri kita dengan budaya sendiri yang mempunyai banyak
pengajaran tentang kejujuran, keihklasan, cinta tanah air dan rela
berkorban.Setiap tindakan yang besar diawali dari tindakan kecil, maka dari
penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur budaya sendiri diharapkan mampu
merevolusi mental para generasi muda
DAFTAR PUSTAKA
Dikelola Oleh : www.satrianurcahyo.blogspot.com
No comments:
Post a Comment