Selamat Datang Di Blog Sederhana Saya

Monday, 9 April 2018

Artikel ISLAMISASI PENGETAHUAN Ismail Raji Al Faruqi


ISLAMISASI PENGETAHUAN
Ismail Raji Al Faruqi

A.    Pendahuluan ( Malaise Yang Dihadapi Ummah )
Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, umat Islam saat ini berada dalam keadaan yang lemah. Kemerosotan muslim dewasa ini telah menjadikan Islam pada zaman kemunduran. Dikalangan kaum muslimin berkembang buta huruf, kebodohan dan tahayyul. Akibatnya, umat Islam awam lari pada keyakinan yang buta, bersandar pada literalisme dan legalisme, atau menyerahkan diri kepada syaikh (pemimpin) mereka. Dalam keadaan seperti ini masyarakat muslim melihat kemajuan barat sebagai sesuatu yang mengagumkan.
Berbagai Macam Masalah :
a.       Di Front Politik
Ummah terpecah-pecah. Kekuatan-kekuatan kolonial telah berhasil memecah-mecah ummah menjadi kurang lebih 50 negara yang berdiri sendiri-sendiri, dan saling menhantam diantara mereka.
b.      Di Front Ekonomi
Umat Islam belum maju dan terbelakang dalam masalah ekonomi.
c.       Di Front Religio-Kultural
Abad-abad kemerosotan kaum muslimin telah menyebabkan berkembangnya buta huruf, kebodohan, dan takhayul diantara mereka.
Inti Malaise yang Semakin Parah
Tidak diragukan lagi bahwa inti dari malaise yang dialami ummah adalah kesalahan sistem pendidikan yang diterapkan, yang bersifat merata dan umum di tengah-tengah umat Islam.
a.       Keadaan Pendidikan di Dunia Islam pada Masa Kini
Meskipun semakin diperluas, keadaan pendidikan di Dunia Islam adalah yang terburuk. Sebelum ini, semua institusi pendidikan, mulai dari yang terendah sampai universitas, baik yang tradisional maupun yang sekular, tidak pernah seberani sekarang dalam mengemukakan tesis-tesis yang tidak islami. Demikian pula, para pemudanya tidak pernah sedemikian acuhnya terhadap Islam sebagaimana sekarang ini.


b.      Tidak Memiliki Ketajaman Wawasan (Vision)
Meskipun pendidikan sudah dijalankan dengan sistem yang tidak Islami, ternyata hasil yang dicapai bukanlah sistem pendidikan model Barat sebagaimana yang diinginkan, tetapi hanya sebatas karikaturnya saja. Sebagaimana model pendidikan Islam, model pendidikan Barat juga sangat tergantung pada sebuah wawasan. Dan wawasan Islam jelas berbeda dengan wawasan Barat. Gedung-gedung pendidikan yang menjulang,semuanya adalah perlengkapan material yang tidak berharga tanpa adanya wawasan. Adalah sifat wawasan itu tidak dapat dijiplak kecuali insidental-insidentalnya.

B.     Tugas
    1)      Pemaduan Kedua Buah Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan Islam (yang selama ini ada) harus dipadukan dengan sistem pendidikan sekular sedemikian sehingga sistem baru yang terpadu itu dapat mengambil berbagai keuntungan dari masing-masing sistem yang ada.
2)      Menanamkan Wawasan Islam
Pada mulanya Islam disajikan kepada seorang murid muslim dengan gaya otoritas kebepakan. Alam pikiran murid tersebut belum cukup dewasa untuk memahami atau menghargai pernyataan-pernyataan yang dikatakan “obyektif” tersebut. Oleh karena itu ketergantungannya atau kecintaannya kepada Islam disebabkan oleh sentimen, bukan oleh keyakinan yang telah dipikirkannya. Akibatnya jelas, keterlibatannya kepada Islam tidak dapat menahan serangan gencar dari kebenaran yang dikatakan “ilmiah”, “obyektif”, atau “modern”. Demikianlah deislamisasi itu berlangsung.
a.       Kewajiban Mempelajari Kebudayaan Islam
Satu-satunya obat penangkal melawan proses deislamisasi tersebut di tingkat universitas adalah kewajiban mempelajari kebudayaan Islam, apapun bidang studi yang dipelajarinya. Selanjutnya, pengetahuan mengenai agama dan peradaban Islam tidak diperuntukkan bagi segelintir orang saja. Wawasan (vision) Islam tidak diperuntukkan bagi para spesialis saja. Wawasan ini adalah untuk semua manusia, dan ia dimaksudkan agar orang-orang yang memilikinya terangkat derajatnya ke tingkat eksistensi yang lebih tinggi.
b.      Islamisasi Ilmu Pengetahuan Modern
Kita harus menguasai disiplin-disiplin ilmu modern kemudian kita bawa dalam world view islami.



Pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi tentang Pendidikan

Menurut Ismail Raji Al-Faruqi, umat Islam saat ini berada dalam keadaan yang lemah. Kemerosotan muslim dewasa ini telah menjadikan Islam pada zaman kemunduran. Dikalangan kaum muslimin berkembang buta huruf, kebodohan dan tahayyul. Akibatnya, umat Islam awam lari pada keyakinan yang buta, bersandar pada literalisme dan legalisme, atau menyerahkan diri kepada syaikh (pemimpin) mereka. Dalam keadaan seperti ini masyarakat muslim melihat kemajuan barat sebagai sesuatu yang mengangumkan.
Kemajuan yang mereka capai hanya merupakan kemajuan yang semu, di satu pihak umat Islam telah berkenalan dengan peradaban barat modern, tetapi di pihak lain mereka kekhilangan pijakan yang kokoh, yaitu pedoman hidup yang bersumber dari moral agama. Oleh karena itu, umat Islam terkesan mengambil sikap mendua, antara tradisi keislaman dan nilai-nilai peradaban barat modern. Pandangan dualisme yang demikian ini menjadi penyebab dari kemunduran yang dialami umat Islam, bahkan sudah mencapai tingkat serius dan mengkhwatirkan yang disebut sebagai “Malaisme”.
Menurut Ismail Raji Al-Faruqi sebagai efek dari “Malaisme” yang dihadapi umat Islam sebagai bahasa anak tangga terbawah, mengakibatkan timbulnya dualisme dalam pendidikan Islam dan kehidupan umat. Sebagai prasyarat untuk menghilangkan dualisme tersebut dan sekaligus mencari jalan keluar dari “Malaisme” maka pengetahuan harus diislamisasikan atau diadakan asimilasi pengetahuan agar serasi dengan ajaran tauhid dan ajaran Islam.
Konsep Islamisasi ilmu pengetahuan yang dimaksud Ismail Raji Al-Faruqi adalah menuangkan kembali ilmu pengetahuan sebagaimana dikehendaki oleh Islam, yaitu memberikan definisi baru, mengatur data, mengevaluasi kembali kesimpulan dan memproyeksikan kembali tujuan-tujuannya.Untuk meyandingkan gagasannya tentang Islamisasi  ilmu,









C. Metodologi
            1.  Kekurangan Metodologi Tradisional
Metodologi tradisional yang tidak kreatif akan menghambat kemajuan ummah.
a.       Fiqih dan Para Faqih; Ijtihad dan Para Mujtahid
Pertama, persoalan definisi kata “fiqih” yang telah mengalami penyempitan. Selanjutnya, para faqih dari ummah terdahulu – yaitu sahabat-sahabat Nabi, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan para imam pendiri madzhab-madzhab besar – mempunyai keunggulan pengetahuan dalam setiap masalah yang berkaitan dengan kehidupan kaum muslimin. Faqih-faqih di zaman klasik tersebut benar-benar ensiklopedis, secara praktisnya menguasai semua disiplin kesusastraan dan hukum hingga astronomi dan obat-obatan. Mereka adalah tokoh-tokoh profesional yang mengetahui bahwa Islam tidak hanya merupakan teori hukum tetapi juga sebuah sistem pemikiran dan kehidupan yang dihayati oleh berjuta-juta manusia dalam praktek yang aktual.
b.      Pertentangan antara Wahyu dan Akal
Mungkin sekali perkembangan yang paling tragis dalam sejarah intelektual ummah adalah saling terpisahnya wahyu dari akal. Pemisahan ini sama sekali tidak dapat kita terima, karena sangat bertentangan dengan keseluruhan spirit Islam.
c.       Pemisahan antara Pemikiran dan Aksi
Di awal sejarah Islam, pemimpin adalah pemikir dan pemikir adalah pemimpin. Di kemudian hari, kesatupaduan antara pemikiran dan tindakan ini pecah. Saat keduanya terpisah, masing-masing mulai memburuk. Pemimpin –pemimpin politik dan manusia-manusia yang memiliki kekuatan mengalami krisis demi krisis tanpa memperoleh manfaat dari pemikiran, tanpa berkonsultasi kepada para cerdik pandai dan tidak memperoleh kearifan mereka. Akibatnya adalah kemandegan yang membuat warga-warga yang cerdik merasa asing dan semakin terisolasinya para pemimpin. Untuk mempertahankan posisi mereka, pemimpin-pemimpin politik melakukan kesalahan-kesalahan yang semakin banyak dan semakin besar.

d.      Pemisahan antara Dunia dan Akhirat






       2. Prinsip-prinsip Pokok Metodologi Islam
a.       Keesaan Allah (Tauhidullah)
Meningkatkan pengenalan kepada Allah dan keimanan kepada-Nya Yang Tunggal merupakan tujuan akhir dari setiap ilmu pengetahuan.
b.      Semesta Kesatuan Alam
                                          1.            Tata Kosmis
Alam semesta merupakan sebuah keutuhan yang integral karena merupakan karya Pencipta Tunggal, yang aturan dan desain-Nya telah memasuki setiap bagian alam semesta tersebut.
                                          2.            Penciptaan : Sebuah Tujuan-tujuan Ukhrawi
Seorang muslim sangat memahami bahwa penciptaan bersifat organis, yakni bahwa setiap bagiannya mempunyai tujuan tertentu, yang sangat berharga dan tidak ada yang bathil (sia-sia), sekalipun dia tidak atau belum mengetahuinya.
                                          3.            Taskhir (Penundukan) Alam Semesta untuk Manusia
Kepatuhan alam semesta kepada manusia tidak mengenal batas. Allah Ta’ala telah menghendakinya demikian. Kesalinghubungan kausal dan final diantara obyek-obyek alam semesta merupakan substansi dari kepatuhan ini.
c.       Kesatuan Kebenaran dan Kesatuan Ilmu Pengetahuan
Dalam hubungannya dengan teori pengetahuan, posisi Islam dapat diterangkan dengan sebaik-baiknya sebagai kesatuan kebenaran. Kesatuan ini bersumber dari keesaan mutlaq Allah – Al-Haqq. Jika Allah memang Tuhan, seperti yang dinyatakan Islam, maka kebenaran tidaklah mungkin banyak jumlahnya. Allah-lah yang paling mengetahui kebenaran.
Semua pengetahuan Islam didasarkan pada tiga prinsip berikut :
·         Pertama, kesatuan kebenaran merumuskan bahwa wahyu tidak boleh membuat klaim yang bertentangan dengan realitas.
·         Kedua, kesatuan kebenaran yang merumuskan bahwa tidak ada kontradiksi antara nalar dan wahyu, merupakan prinsip yang bersifat mutlaq.
·         Ketiga, pola-pola yang dibuat oleh Allah bersifat tidak terhingga, sehingga penyelidikan / penelitian tentang hakikat alam semesta atau setiap bagiannya tidak akan pernah dapat berakhir atau dipecahkan.



d.      Kesatuan Hidup
1)      Amanah Allah
Kehendak Allah itu ada dua macam : Pertama, kehendak yang harus terealisasi. Kehendak ini termanifestasi dalam hukum-hukum alam. Kedua, kehendak yang hanya bisa direalisasikan dengan kemerdekaan (will). Kehendak ini termanifestasi dalam hukum-hukum moral.
Hukum-hukum moral ini bersamaan adanya (co-exist) dengan hukum-hukum alam. Hukum-hukum moral ini membutuhkan kehendak pribadi yang merdeka. Karena tidak memiliki kehendak yang seperti inilah, langit, bumi, dan gunung-gunung tidak sanggup menanggung amanah Allah. Hanya manusialah yang memikul amanah tersebut, karena hanya manusia-lah yang memiliki kemerdekaan moral.
Demikian pula malaikat tidak memiliki kemerdekaan moral.
2)      Khilafah
Penanggungan amanah Allah oleh manusia membuat ia menjadi khalifah.
3)      Kelengkapan Syariat Islam (Syumuliyatul Islam wa Kamaaluhu)
Syariat Islam bersifat lengkap, mengatur setiap relung kehidupan manusia.
e.       Kesatuan Umat Manusia
QS Al-Hujurat (49) : 13 : “Wahai manusia! Allah telah menciptakan kalian semua dari satu pasangan, seorang lelaki dan seorang perempuan (Adam dan hawa); dan Kami telah menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kalian saling mengenal. Yang paling mulia diantara kalian dalam pandangan Allah ialah yang paling bertaqwa”.


D. Rencana Kerja
Tujuan dari Rencana Kerja Islamisasi Pengetahuan :
1)      Penguasaan disiplin ilmu modern.
2)      Penguasaan khazanah warisan Islam.
3)      Membagun relevansi Islam dengan masing-masing disiplin ilmu modern.
4)      Memadukan nilai-nilai dan khazanah warisan Islam secara kreatif.
5)      Pengarahan aliran pemikiran Islam ke jalan yang mencapai pemenuhan pola rencana Allah


Pengertian VUCA dan Cara Menghadapi


V  U  C  A                     W  O  R  L  D

Salah satu tantangan yang harus dihadapi di dunia bisnis adalah VUCA world. VUCA yang merupakan singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity merupakan gambaran situasi di dunia bisnis di masa kini. Volatilyadalah dinamika perubahan yang sangat cepat, Uncertainly diartikan sebagai kurangnya prediktabilitas terhadap isu dan peristiwa yang terjadi, Complexityyaitu adanya gangguan dan kekacauan yang mengelilingi setiap organisasi. Sedangkan Ambiguity didefinisikan sebagai beban berat realitas dan makna yang berbaur dari berbagai kondisi yang ada.
Banyak organisasi yang berjuang untuk tetap bertahan dan selaras dalam sifat VUCA tersebut. VUCA world yang berpengaruh pada dunia bisnis ternyata berpengaruh secara signifikan pada sumber daya manusia. Menurut Pambudi Sunarsihanto, Direktur Human Capital Departemen Citibank Indonesia dalam acara DataOn 10th Annual Conference 2015 yang diadakan di Hotel Fairmont, Jakarta tanggal 1 April 2015 lalu,  ketika praktisi HR ditanyakan mengenai kesiapan mereka terhadap VUCA, mereka akan menjawab siap. “Padahal kesiapan itu bukan hanya siap untuk dirinya sendiri, tetapi juga seluruh tim di perusahaan,” papar Pambudi.
VUCA World rupanya menciptakan suatu tren baru yang penting untuk dipahami oleh praktisi SDM dan pemimpin perusahaan masa kini. Ketika dulunya orang yang mencari perusahaan untuk memberinya kerja, kini sebaliknya. Perusahaanlah yang mencari orang. Saat dulunya, mesin, modal dan kondisi geografi menjadi sebuah keunggulan, maka sekarang, karyawan yang bertalentalah keunggulan perusahaan. Talent yang dulunya hanya berperan kecil terhadap keberhasilan bisnis, sekarang menjadi penentu perubahan.
Demikian juga dengan lowongan kerja. Pada masa lampau, lowongan kerja sangat langka. “Namun sekarang yang langka bukanlah lowongan kerja tetapi justru talent yang berkualitas. Sulitnya mendapatkan talent juga dibarengi dengan bergesernya loyalitas karyawan,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Executive Vice President, Human Resources di Telkomsel periode 2008 – 2010. Ia menambahkan, dahulu karyawan berpikir untuk berkarir lama pada sebuah perusahaan. Kini, komitmen orang lebih bersifat short-term. Pada umumnya mereka tidak loyal kepada perusahaan tetapi pada profesi.
Ia menegaskan, cara mengelola talent dalam menghadapi VUCA World adalah dengan tiga hal yaitu sesuaikan  gaya kepemimpinan Anda dengan kondisi, bedakan metode Anda dalam mengembangkan para talent, dan perkuat proposisi nilai karyawan Anda. Menurut Pambudi, dalam situasi yang penuh ketidakpastian tersebut, dibutuhkan kesiapan khusus untuk bisa bertahan dalam kompetisi. “Yang bisa bertahan hidup itu bukanlah mereka yang besar dan kuat. Karena dinosaurus pun punah. Yang bisa bertahan adalah mereka yang mampu menyesuaikan diri. Misalnya seperti kura-kura,” kata Pambudi mengutip kalimat Charles Darwin, penemu teori evolusi.
Selain itu, ada hal yang harus dipersiapkan orang HR yaitu mempersiapkan seorang pemimpin yang dapat membaca tren masa depan dan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, seperti yang telah dilakukan oleh Citibank saat ini. Sebagai pionir, Citibank memang dikenal telah mencetak banyak sekali pemimpin di dunia. Di Indonesia, sudah hampir 47 tahun Citibank Indonesia terus berupaya menanamkan mindset pada setiap orang agar mengingatnya bukan sekadar bisnis semata, melainkan konsen dalam pengembangan para pemimpin baru.
Leadership memang menjadi salah satu kunci dasar dari nilai-nilai budaya Citi. Dengan kehadirannya di 1.000 kota di lebih dari 160 negara, Citibank berupaya mencapai visi tersebut dengan memanfaatkan global network yang dipunyai. Citibank sendiri adalah bank multinasional yang menjadi kepercayaan 495 perusahaan yang masuk Fortune 500, berkomitmen untuk membentuk lebih banyak pemimpin masa depan, baik itu untuk perusahaan, industri dan negara. “We develope a great leader for the company, for the industry, and for the country,” ujar  Pambudi seraya menambahkan bahwa semua harus menjadi satu kesatuan yang utuh, tidak cukup hanya dengan melaksanakan attract, develop, motivate, dan retain SDM.
Dari telaah tersebut, kondisi dunia saat ini disebut sebagai VUCA, singkatan dari Volatile yang bermakna sementara dan berubah-ubah, Uncertainty yang berarti tidak pasti, Complex yang diterjemahkan sebagai rumit, dan Ambiguous yang ditafsirkan dengan ambigu alias multi tafsir. Sehingga kondisi VUCA adalah kondisi yang dianggap “normal” saat ini, dengan kata lain jangan heran, jangan takut dan jangan lengah bahwa ketidakpastian sekarang adalah sesuatu yang normal. Lantas bagaimana cara merespon ketidakpastian yang sekarang harus dianggap normal itu?
Berikut adalah Jurus Sakti untuk menghadapi sesuatu yang tak pasti, jurus tersebut bernama VUCA, jadi kondisi VUCA kita atasi dengan Jurus VUCA juga, bedanya adalah VUCA sebagai Jurus untuk menghadapi ketidakpastian merupakan singkatan dari beberapa cara yaitu: V berarti Vision berarti visi atau pandangan jauh kedepan untuk mengatasi kondisi Volatile atau perubahan yang sementara dan cepat. Jurus yang pertama terbukti sangat ampuh, penelitian yang dilakukan oleh Jack Canfield membuktikan 75 persen orang yang sukses adalah mereka yang memiliki visi yang jelas dan lugas. Intinya ketika kita memiliki Visi yang jelas, jangan pernah kompromi dengan Visi itu jika terjadi perubahan yang mendadak, tapi silahkan anda berkompromi dengan cara mencapai Visi itu. Maka dengan demikian Visi yang lugas akan berfungsi sebagai pemandu jalan mencapai harapan sekaligus rel yang kuat ketika terjadi kondisi Volatile.
U bermakna Understanding atau pemahaman untuk mengatasi situasi Uncertainty atau ketidakapastian. Jurus yang kedua ini sungguh sangat dianjurkan ketika ketidakpastian datang silih berganti, dengan pemahaman yang menyeluruh dan paripurna terhadap situasi itu, maka apapun ketidakpastian yang terjadi bisa diantisipasi. Dengan pemahaman yang kuat, akan membuat kita semakin percaya bahwa pada setiap perubahan tersembunyi peluang untuk kemajuan, temukan peluang dengan pemahaman yang baik serta pengetahuan yang selalu diperbarui.
C untuk Clarity atau ketajaman atau kejelasan, jurus yang ketiga ini sangat pas digunakan untuk mengatasi kondisi Complex atau rumit. Ya memang hanya dengan ketajaman maka segala kompleksitas yang ada dalam situasi yang tidak pasti bisa diurai satu per satu. Ketajaman ini hanya akan kita dapatkan ketika 2 jurus di atas anda praktikkan secara simultan.
 A berarti Agility atau kelincahan, ketangkasan dan kegesitan. Jurus yang keempat ini memang sangat cocok untuk mengatasi keadaan Ambiguous. Ketika kondisi berubah menjadi ambigu dan sulit untuk ditafsirkan apa makna dibalik ketidakpastian tersebut, kelincahan bergerak adalah cara paling jitu untuk merespon apapun makna dari kondisi yang ambigu tersebut. Jurus keempat ini bermakna bahwa setelah ketiga jurus di atas anda lakukan maka kini saatnya berfokus kepada tindakan alias action, ya karena hanya tindakan yang akan menimbulkan dampak. Maka mulai saat ini, kita tidak perlu resah dan gelisah serta galau dengan berbagai macam ketidakpastian, gunakan Jurus Sakti VUCA untuk menghadapi itu semua, dan saksikan keajaiban yang akan terjadi bahwa kita bahkan mampu secara pasti melangkah ditengah ketidakpastian.

Dunia VUCA adalah masa depan yang menginspirasi dan dipenuhi dengan kesempatan-kesempatan.  Cara terbaik untuk menyiapkan diri adalah melihat 10 tahun ke depan.  Untuk itu dalam buku ini disampaikan 10 keterampilan kepemimpinan baru yakni:

1.       Maker Instinct yaitu kemampuan mengeksploitasi daya dorong dalam diri untuk membangun dan mengembangkan beragam hal sedemikian halnya membuat hubungan dengan lainnya untuk menjadikannya.

2.       Clarity yaitu kemampuan melihat dengan menembus kesulitan-kesulitan dan kontradiksi-kontradiksi ke masa depan yang tidak dilihat oleh lainnya.  Pemimpin sangat jelas mengenai apa yang sedang dibuatnya namun sangat luwes mengenai bagaimana membuatnya terjadi.

3.       Dilemma Flipping yaitu kemampuan membalik dilema yang tak dapat diselesaikan menjadi keuntungan-keuntungan dan kesempatan-kesempatan.

4.       Immerse Learning Ability yaitu kemampuan melibatkan diri ke dalam lingkungan yang tidak familiar untuk mempelajari langsung dari sumber pertama.

5.       Bio-Empathy yaitu kemampuan melihat hal-hal dari titik pandang alami untuk memahami, menghormati, dan belajar dari pola-pola alami.

6.       Constructive Depolarizing yaitu kemampuan meredam situasi-situasi tegang di mana perbedaan mendominasi dan komunikasi terputus, serta membawa orang-orang dari budaya berbeda menuju pelibatan konstruktif.

7.       Quiet Transparency yaitu kemampuan untuk terbuka dan otentik tanpa bermaksud pamer.

8.       Rapid Prototyping yaitu kemampuan menciptakan dengan cepat inovasi-inovasi versi awal dengan pengharapan kesuksesan berikutnya akan memerlukan kegagalan-kegagalan awal.

9.        Smart Mob Organizing yaitu kemampuan menciptakan, melibatkan dengan, dan membangun bisnis yang mempunyai tujuan atau jaringan perubahan sosial melalui penggunaan cerdas media elektronika dan lainnya.

10.   Commons Creating yaitu kemampuan menanam benih, membangun, dan menumbuhkan aset-aset bersama yang dapat memberikan keuntungan kepada orang lain dan kadang memperbolehkan kompetisi pada tingkatan yang lebih tinggi.


Bob Johansen, Leaders Make the Future: Ten New Leadership Skills for Uncertain World, Barret-Koehle Publishers, San Franscisco, 2009

Contoh Puisi Cinta Islami


“Dibalik Tirai Malamku”
(Satria Avianda Nurcahyo /2017)
Dibalik tirai gelap menderu malam itu
Terdiamku  menunduk terpaku diantara angin berseru
Menuliskan kisah kisah tanpa ragu
Kisah dua insan yang saling memantaskan
Saling menjaga diri dari yang tidak dihalalkan

                                    Bak kisah cinta Ali  Fatimah
                                    Cinta dalam diam bahkan saling bermuhasabah
                                    Saling menjaga dalam untaian doa
                                    Berkhusnudzon pada ketetapan - Nya
                                    Mendamaikan hati saat ikhlas menerima

Perlahan pasti langkah ini tegap berdiri
Menyusuri lika liku dunia ini
Berhijrah menuju perubahan yang pasti
Beristiqamah menetapi keimanan didalam hati
Dimana di setiap nafas hanya mengharapkan ridha Ilahi

                                    Gantungkan harap hanya pada –Nya
                                    Harap pada insan hanya menimbulkan luka
                                    Tapi, ketetapan –Nya lah mendamaikan jiwa
                                    Malamku menderu, hingga kini tiba waktu
                                    Sepertiga malamku membangunkanku
                                    Untuk menepis rindu pada Sang Penciptaku
                                    Berkeluh kesah tentang dunia fana
                                    Yang terkadang menyilaukan mata membuai raga
                                    Hanya untaian doa yang saling menjaga
                                    Seperti lebah menjaga madunya


Enterpreneur Leadhership Business Ala Rasullullah SAW Sebagai Inovasi Penggerak UMKM Melawan Discruptive Era


Enterpreneur Leadhership Business Ala Rasullullah SAW Sebagai Inovasi Penggerak UMKM Melawan Discruptive Era
Oleh : Satria Avianda Nurcahyo

Teknologi yang saat ini berkembang pesat sebagai penggerak bisnis belum mampu tersebar secara merata mencangkup sampai ke seluruh kalangan lapisan masyarakat teknologi sebagai promotor bisnis masih menguasai rentetan pasar kelas atas dalam strata persaingan dibandingan pasar bawah seperti UMKM, hal ini yang biasa kita sebut dengan era Discruptive, yaitu era penggerogotan pasar melalui teknologi, banyak UMKM yang baru berdiri sedang masa beranjak naik belum banyak memahami apa itu teknologi yang sebegitu luasnya memasuki pasar mereka, oleh karena itu perlu adanya inovasi penggerak untuk UMKM agar bisa melawan era discruptive dengan mengembangkan apa ciri khas yang dimiliki UMKM yaitu kerakyatan dan Tradisionalis dengan memadukan konsep mengembangkan bisnis usaha ala Rasullulah Muhammad SAW berikut ini kajian teori dari Enterpreneur Leadhership
Entrepreneurial leadeship adalah lebih sebagai pengusaha yang bisa menciptakan perubahan daripada bertransaksi dengan perusahaan lain [1]
Leadpreneurship adalah orang yang dapat mengubah sumberdaya bernilai rendah menjadi sumberdaya bernilai tinggi dengan risiko yang memadai melalui kepemimpinan yang efektif. Dari definisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang Leadpreneurship adalah orang yang menggabungkan unsur entrepreneurship dengan leadership yang menjadikannya seorang wirausahawan dengan sifat kepemimpinan yang efektif [2] dengan dua teknik trobosan diatas dapat dipraktekan kepada SDM pemilik UMKM agar tidak takut menghadapi descruptive era dengan memanfaatkan dan mengembangkan apa potensi yang telah menjadi cirikhas UMKM tersebut diapdukan dengan jiwa Enterpreuner Leadhersip yang dimiliki untuk menghadapi pasar yang luas dengan berbagai teknologi. Untuk mewujudkan itu semua perlu ada bantuan dari pemerintah untuk menyediakan pelatihan bagi para UMKM serta Motivating agar mereka melek pasar dan tidak takut dalam bersaing. Dapat memotivasi para UMKM dengan sosialisai kiatan Enterpreneur Leadhersip Business Ala Rasullullah,banyak hal yang harus kita teladani dari beliau yang dapat kita baca dalam sejarah hidupnya termasukdalam hal berbisnis Dalam berbisnis yang dicontohkan oleh rasul adalah beliau menekankan kejujuran dalam perdagangan, karena dengan kejujuran maka kepercayaan akan muncul dari para pembeli sehingga mereka menjadi pelanggan kita. Untuk transaksi yang lain baik untuk barang yang sama ataupun barang yang baru mereka tidak lagi meragukan kredibilitas kita. Begitu pula dalam hal kualitas barang tentunya mereka pasti percaya. Begitu pula dalam timbangan, timbangan yang adil akan membuat pelanggan puas dengan transaksi yang mereka lakukan, apalagi menerangkan kualitas barang tersebut dimana kita dituntut harus menerangkan barang tersebut sesuai dengan kualitasnya dan tidak menyembunyikan cacat dari barang tersebut. [3]
Dan yang lebih penting lagi mengirim barang tepat waktu dan memperkirakan dengan matang barang yang akan dikirim dan menerangkan pada konsumen prosedur dan waktu untuk mengirimkan sehingga para pelanggan tidak dikecewakan oleh janji-janji yang tak pasti. Jika semua itu kita lakukan maka bisnis yang kita bina akan mendapatkan hasil yang baik. Dalam hal segi itulah yang tidak akan bisa dimiliki oleh seberapapun canggihnya teknologi untuk menarik konsumen jika tidak mulai membenahi karakter serta aqidah yang ada dalam SDM penggerak bisnis.Kita dapat memulai dari dalam terlebih dahulu dengan memanfaatkan sisi kelebihan UMKM inilah yang dapat secara langsung merakyat bersama konsumen, saling toleransi, bertatap muka secara kekeluargaan, berbincang bincang serta penarikan hati konsumen dengan cara membuat mereka nyaman dengan akhlaq serta karakter kita dalam berbisnis yang menjadikan satu keunggulan inovasi ini yang tidak dimiliki dalam descruptive era yang mengandalkan canggihnya teknologi tanpa membenahi dalamnya akhlaq dan karakter SDM sebagai penggeraknya.
Kemudian peran pemerintah sangatlah penting dalam mengembangkan inovasi Enterpreneur Ledhership ini,pemerintah juga yang merupakan promotor pembuat sebuah kebijakan dan tata aturan yang diharapkan masyarakat dapat memajukan perekonomian yang ada di dalam negri, melalui pelatihan pelatihan Enterpreneur Leadhership dibarengi dengan adanya motivating Konsep Berbisnis Ala Rasullulah untuk membenahi internal SDM kita dapat membayangkan betapa UMKM dapat pula menyaingi fasilitas teknologi yang serba instan. Dengan penarikan hati konsumen sehingga dapat menanamkan rasa cinta mereka terhadap Akhlaq para prmilik UMKM.



[1] Hadi, Yohan Wijaya dan Dhyah Harjanti (2013). Enterpreneurial Leadership dan Hubungannya dengan Kinerja Bisnis pada Usaha Mikro Kecil di Wilayah Jawa Timur. AGORA Vol. 1 No. 3 Hal. 165-167.
[2] Wijaya, Henryanto dan Kurniati W. Andani (2011). Peran Entrepreneurship dan Leadership dalam Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
[3] Prof. Laode Kamaluddin, Ph.D, Rahasia Berbisnis Ala Rsullulah