Pandangan Krisis Moral
Di Indonesia dan Solusi Mengatasi Krisis Moral Tersebut
a. Pandangan Krisis Moral Di Indonesia
Krisis
moral di negara Indonesia sudah mencapai tingkatan Darurat Moral. Itulah kiasan
yang sering disebut pada kabinet kementrian Sosial era saat ini. Dimana target
pengeroposan moral adalah remaja hingga anak anak. Bagaimana tidak sasaran
penggerogotan moral bangsa ini adalah para pemuda dan remaja yang merupakan
generasi penerus bangsa. Mereka oknum – oknum asing mengikis moral para remaja
dengan berbagai macam jejalan jejalan kebiasaan bebas ala barat. Mereka cenderung mengagung-agungkan budaya Barat dibandingkan budaya asli
Indonesia yang sebenarnya sangat unik dan beragam. Bukan hanya mengagung-agungkan budaya
Barat saja tapi teknologi global pun juga ikut mempengaruhi krisis moral pada
remaja.
Selain
hal di atas, masih banyak indikasi lain yang berkaitan dengan femomena
kemerosotan moral antara lain kasus HIV AIDS yang terus
meningkat berbanding lurus dengan peningkatan kasus prostitusi, seks bebas
dan narkoba meningkatnya perilaku merusak sarana publik antara lain
tercermin dari fenomena corat coret tembok di tempat-tempat umum; semakin
memudarnya sopan santun (rasa hormat) dalam kehidupan bermasyarakat,
termasuk sopan santun anak muda pada orang tua dan guru, sopan santun
dalam berlalu-lintas, serta sopan santun dalam berinteraksi sosial; dan masih
banyak lagi contoh kasus dekadensi moral yang lain.
Satu
hal yang harus disadari bersama, bahwa keberhasilan dan kegagalan suatu bangsa
dalam berinteraksi dengan bangsa lain terletak pada karakter dari seluruh
komponen bangsa, baik pemerintah, DPR (wakil rakyat), pengusaha, penegak hukum,
ulama, cendekiawan dan anggota masyarakat yang lain termasuk remaja sebagai
penerus bangsa. Apabila karakter yang nampak memperlihatkan sikap dan perilaku
yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika, maka tatanan kehidupan
bangsa tersebut akan mengarah pada kepastian masa depan yang baik. Namun jika
yang terjadi sebaliknya, maka bayang-bayang untuk menjadi bangsa yang terpuruk
dan marjinal sangat mungkin menjadi kenyataan. Berangkat dari sini, maka
kesadaran terhadap fenomena dekadensi moral dan karakter bangsa yang saat ini
melanda bangsa ini dan kesadaran untuk segera memperbaikinya harus menjadi
kesadaran bersama semua komponen bangsa.
Fasilitas teknologi,
informasi dan komunikasi merupakan salah satu faktor yang merubah kemuliaan
perilaku generasi muda dewasa ini. Jaringan internet misalnya, merupakan sebuah
terobosan baru yang bisa menghubungkan antara mereka yang di timur dengan
mereka yang ada di barat atau di selatan. Sehingga penyebaran informasi
merupakan hal yang tidak bisa dipungkiri sehingga seluruh informasi baik
membangun maupun yang merubuhkan akhlak akan berkontaminasi dengan kepribadian
kita sebagai orang timur ditambah dengan kurangnya nilai iman untuk menyaring
arus perjalanan informasi tersebut.
b.
Solusi
Menghadapi Krisis Moral
Yang menjadi penyebab rusaknya akhlak masyarakat kita adalah lemahnya iman.
Iman yang mantap membuat seseorang menjadi terikat kepada segala bentuk
ketentuan Tuhan dan tidak berani menyimpang dari jalan-Nya, karena itu manakala
seseorang telah memiliki iman yang mantap dan sempurna, niscaya dia memiliki
akhlak yang mulia. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW. “Orang yang paling sempurna imannya adalah
orang yang paling baik akhlaknya”.
Dengan
demikian, kekuatan imanlah yang menjadi penentu bagi kebaikan akhlak seseorang.
Ini berarti kalau akhlak kita atau akhlak masyarakat kita buruk, imannya
berarti lemah. Di samping itu, di dalam ajaran Islam juga dikatakan bahwa
seseorang dianggap tidak beriman jika dia belum menyesuaikan diri dengan
ketentuan-ketentuan ajaran Islam dan kalau orang sudah menyesuaikan diri dengan
ajaran Islam tentu saja dia menjadi orang yang berakhlak mulia.
Penyebab dari
rusaknya moral atau akhlak masyarakat kita adalah lingkungan yang buruk. Hal
ini memang kita rasakan bahwa lingkungan itu sangat besar pengaruhnya bagi
manusia, lingkungan yang buruk sangat berpotensi mengubah seseorang menjadi
orang yang buruk dan demikian pula sebaliknya. Salah satu bagian dari
lingkungan kehidupan manusia adalah televisi. Kita tentu tidak anti televisi,
tetapi kita seharusnya sangat membenci tayangan-tayangan televisi yang tidak
mendidik ke arah yang benar yang dapat merusak pemirsanya. Oleh karena itu,
para pengelola televisi semestinya menyadari akan bahaya tayangan yang tidak
baik dan bahayanya ini tidak hanya menimpa masyarakat tapi bisa juga menimpa
generasi muda sebagai harapan bangsa di masa yang akan datang.
Yang
menyebabkan kerusakan akhlak masyarakat kita semakin menjadi-jadi adalah
lemahnya kontrol, baik dari diri sendiri, keluarga maupun sesama masyarakat.
Sebagai contoh, anak yang nakal. Anak yang nakal adalah salah satu akibat
karena kurangnya kontrol dari orang tua dan masyarakat. Anak yang nakal
biasanya tidak malu-malu lagi melakukan berbagai macam kemaksiatan, bahkan
dilakukan di depan umum. Kita cenderung membiarkan kemaksiatan tersebut,
sehingga mereka semakin berani melakukan karena tidak mempunyai lagi rasa malu
dan rasa takut baik pada manusia maupun pada Tuhan. Berikut ini beberapa poin
solusi untuk menghadapi krisis moral bangsa :
1. Memperkokoh
keimanan atau akidah kepada Tuhan dengan jalan memberikan wejangan-wejangan
agama, baik yang dilakukan di rumah, kampus dan masyarakat, sehingga selalu
terikat dan mau menyesuaikan diri dengan ketentuan Tuhan.
2. Menanamkan
perasaan dekat kepada Tuhan, sehingga di mana pun kita berada, ke manapun kita
pergi dan bagaimanapun situasi dan kondisinya kita akan selalu merasa diawasi
oleh Tuhan. Dengan hal demikian, maka akan membuat diri kita tidak berani
menyimpang dari jalan-Nya.
3. Mewujudkan
lingkungan yang religius, baik melalui bahan bacaan, tontonan maupun lingkungan
pergaulan, sehingga pengaruh dari lingkungan tersebut akan membuat manusia
terbentuk menjadi orang yang memiliki kepribadian yang religius.
4. Menumbuhkan
tanggung jawab pengembangan amanah dakwah dengan terus berusaha untuk menjadi
yang terbaik dalam bersikap dan berperilaku dalam berbagai sisi kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat dan berbangsa.
Konsep
Menanggulangi Kenakalan Remaja Melalui
Pendidikan Karakter
Mengembangkan
pendidikan berbasis karakter berarti mengupayakan tumbuh kembangnya sistem
nilai, moral dan sikap dalam perikehidupan bermasyarakat secara utuh, tidak
terbatas pada lingkungan sekolah saja namun berlanjut pada lingkup yang lebih
luas. Penambahan materi pendidikan tentang budi pekerti merupakan langkah
efektif dan sangat penting dilakukan demi terciptanya karakter dan tabi’at baik
serta menghindari pengkaburan tata nilai. Kegiatan bimbingan sangatlah perlu
dilakukan oleh setiap guru mata pelajaran dengan memanfaatkan waktu beberapa
menit sebagai penyegaran perwujudan pembentukan karakter bagi peserta didiknya.
Seperti konsep
Mendiknas, bahwa di antara karakter yang ingin kita bangun adalah
karakter yang berkemampuan dan berkebiasaan memberikan yang terbaik, sebagai
prestasi yang dijiwai oleh nilai-nilai kejujuran. Memang jika dicermati bahwa
telah terjadi pengkaburan karakter asli bangsa Indonesia yang dikenal santun
sejak jaman nenek moyang mengarah pada karakter yang bersifat sebaliknya. Tidak
dipungkiri pula, saat sekarang ini yang seharusnya tugas guru adalah mendidik
tapi justru guru banyak yang harus dididik kembali. Fenomena inilah yang menjadi
sorotan Mendiknas sehingga pendidikan karakter perlu segera diterapkan.
Pendidikan sangat
berperan dalam pengembangan kepribadian. Karakter adalah produk pendidikan,
sedangkan pendidikan sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan batiniah
manusia. Dengan demikian janganlah pendidikan dianggap sebagai pemberian
informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun harus diperluas mencakup
usaha pencapaian emosional dan social yang sehat bagi peserta didik. Akan lebih
tepat sasaran apabila mendidik selain berorientasi pada kompetensi, ditujukan
pula pada pengembangan budi pekerti, hati nurani, semangat kecintaan, dan rasa
kasih serta kepedulian pada sesama. Membangun karakter berarti membangun
peradaban manusia tingkat tinggi. Karakter bangsa yang jelas, kuat, tangguh,
berbudi pekerti luhur, jujur, taat hokum, mandiri dan memiliki etos kerja yang
tinggi menghasilkan interaksi yang baik dalam bersosial.
Dengan adanya
kurikulum satuan pendidikan di masing-masing tingkat satuan pendidikan,
sebenarnya sudah cukup memberikan peluang untuk dilaksanakannya pendidikan
pengembangan katakter. Salah satu prinsip pengembangan kurikulum di antaranya
adalah bahwa kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip yang berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Jika pendidikan tentang pengembangan karakter sudah masuk dan
terintegrasikan dalam kurikulum, maka yang tidak kalah penting adalah
pembiasaan warga sekolah dalam memberikan contoh untuk mendorong munculnya
sifat baik dalam keseharian. Oleh karena itu, perlu metode dan gagasan baru
dalam upaya pemberdayaan tenaga pendidik untuk mewujudkan pendidikan
pengembangan karakter.Pada hakikatnya, pendidikan merupakan upaya membangun
budaya dan peradaban bangsa. Oleh karena itu, UUD 1945, secara tegas
mengamanatkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. Dari
sinilah akan dimulai pembangunan peradaban luhur suatu bangsa.
No comments:
Post a Comment