KERANGKA PEMIKIRAN MUHAMAD
IQBAL DALAM DINAMISME ISLAM
OLEH : SATRIA AVIANDA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
peradabannya umat Islam selalu mengalami perubahan dan perbaikan. Perubahan dan
perbaikan tersebut, dimaksudkan untuk memberikan solusi bagi setiap umat dari
masing-masing zaman. Terkadang, pemikiran umat Islam dalam peradabannya
menjadikan umat Islam kuat dan bersatu, namun tidak jarang pula justru
menjadikan umat Islam berpecah belah dan terkotak-kotak.Dari dulu hingga
sekarang, pemikiran manusia menjadi persoalan yang memerlukan kehati-hatian
dalam menggunakannya, hal itu dikarenakan dampak dari fungsi akal itu tidak
selamanya positif. Malah justru terkesan banyak negatifnya, mengingat bahwa
manusia hanyalah seorang makhluk Tuhan. Hal itu, bukan hanya terjadi diluar
orang Islam, tetapi juga terjadi dalam tubuh Islam itu sendiri.Dari banyaknya
pemikir-pemikir umat ini yang peduli akan perkembangan dan perubahan dunia,
mereka memberikan gagasan-gagasannya bagi umat selanjutnya. Salah satunya Iqbal
yang dalam pemikirannya menjadi pembahasan para ulama dan umat Islam lainnya
dari masanya hingga sekarang, untuk diambil pelajaran yang positif dari apa
yang diuraikan dan diterangkan oleh Iqbal. Dalam uraian karya ilmiah ini akan
diuraikan tentang bagaimana pemikiran Iqbal bagi dunia Islam.
B.
Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah
biografi Muhammad Iqbal?
b. Bagaimana
filosofi dan kerangka pemikiran Muhammad Iqbal tentang dinamisme Islam?
c. Apa
tujuan dinamisme Islam dalam pemikiran Iqbal?
d. Apa
saja karakter berpikir dinamis itu dan bagaimana mengapresiasi pemikiran Iqbal?
C. Tujuan
a. Untuk
mengetahui Biografi Muhammad Iqbal,
b. memahami
filosofi dan kerangka pemikiran Iqbal tentang dinamisme Islam,
c. Untuk
mengetahui tujuan dinamisme Islam dalam pemikiran Iqbal, dan
d. Untuk mengetahui
karakter berpikir dinamis dan memberikan apresiasi terhadap pemikiran Iqbal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Muhammad Iqbal
Muhammad
Iqbal berasal dari golongan menengah di Punjab dan lahir di Sialkol pada tahun
1876. Untuk meneruskan studi ia pergi ke Lohera dan ia belajar disana sampai
memperoleh gelar kesarjanaan M.A. di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas
Arnold seorang orientalis yang memberikan dorongan untuk melanjutkan stadi di
Inggris. Pada tahun 1905 ia pergi ke Inggris untuk melanjutkan studi di
Universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat.Dua tahun kemudian ia pindah
ke Jerman dan disanalah ia memperoleh gelar Ph.D. dalam taswuf. Tesis doktoral
yang dikemukakannya berjudul: The Development Of
Metaphisics in Persia. Tahun 1908 ia kembali lagi di Lohera, di
samping pekerjaannya menjadi pengacara ia menjadi dosen falsafat. Kemudian ia
memasuki dunia politik pada tahun 1930 ia dipilih menjadi Presiden Liga
Muslimin. Ditahun 1933 ia diundang ke Afghanistan untuk membicarakan
pembentukan Universitas Kabul. Dalam usianya yang ke 62 ia meninggal tepatnya
di tahun 1938. Muhammad Iqbal adalah seorang filsuf dan penyair. Syairnya
menjadi hebat karena filsafatnya dan filsafatnya menjadi hebat karena syairnya.
Iqbal yang merupakan murid Thomas Arnold sangat berpengaruh dalam menentukkan
arah perjuangan umat Islam India. Ide-idenya tentang pembaruan dan politik
mengantarkan umat Islam India menjadi suatu bangsa yang lepas dari
bayangan-bayangan India, yakni Pakistan. Meskipun dia seorang penyair dan
filsuf pemikirannya mengenai kemajuan dan kemunduran umat Islam sangat
berpengaruh pada gerakan pembaruan Islam.
B.
Filosofi dan Kerangka Pemikiran Muhammad Iqbal tentang
Dinamisme Islam
Dalam pembahasan ini, sekiranya diperlukan uraian mengenai siapa saja tokoh
atau filosof-filosof barat yang mempengaruhi pemikiran Muhammad Iqbal. Maka,
adapun para filosof yang dimaksud adalah Thomas Aquinas, Bergson, Nietzsche,
Hegel, Whitehead, Berkeley. Diantara sekian banyak filosof , Nietzsche dan
Bergsonlah yang paling mempengaruhi Iqbal. Nietzsche dan Bergsonlah sangat
mempengaruhi Iqbal khususnya konsepnya tentang hidup sebagai kehendak kreatif
yang terus bergerak menuju realisasi.Sama dengan pembaharu-pembaharu lain,
Iqbal berpendapat bahwa kemundurun umat Islam selama 500 tahun terakhir
disebabkan oleh kebekuan dalam pemikiran. Hukum dalam Islam telah sampai kepada
keadaan statis. Kaum konservatif dalam Islam berpendapat bahwa rasionalisme
yang ditimbulkan golongan Mu`tazilah akan membawa kepada disintegrasi dan
dengan demikian berbahaya bagi kestabilan Islam sebagai kesatuan politik. Untuk
memelihara kesatuan itu, kaum konservatif tersebut lari ke syari`at sebagai
alat yang ampuh untuk membuat umat tunduk dan diam.Sebab lain terletak pada
pengaruh zuhud yang terletak pada ajaran tasawuf. Menurut tasawuf yang
mementingkan zuhud, perhatian harus memusatkan kepada Tuhan. Hal itu akhirnya
membawa kepada keadaan umat kurang mementingkan sosial kemasyarakatan dalam
Islam. Sebab terutama ialah hancurnya Baghdad, sebagai pusat kemajuan pemikiran
umat Islam di pertengahan abad ke 13.
Hukum dalam
Islam menurut Iqbal tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman. Islam pada hakikatnya bersifat dinamisme, demikian
pendapat Iqbal. Alquran senantiasa mengajarkan serta menganjurkan pemakaian
akal terhadap ayat atau tanda yang terdapat pada alam, seperti matahari, bulan,
bintang, pergantian siang dan malam dan sebagainya. Orang yang tidak peduli
dengan perubahan hal tersebut maka akan tinggal buta terhadap masa yang akan
datang. Menurut Iqbal konsep alam ialah bersifat dinamis atau berkembang.Islam
menolak konteks lama yang mengatakan bahwa alam itu bersifat statis. Islam
mempertahankan konsep dinamisme dan mengakui adanya gerak dan perubahan dalam
hidup sosial manusia. Dan prinsip yang dipakai dalam soal gerak dan perubahan
itu ialah ijtihad. Ijtihad mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
pembaharuan Islam.
Intisari
hidup adalah gerak, sedang hidup ialah menciptakan, maka Iqbal berseru kepada
umat Islam supaya bangun dan menciptakan dunia baru. Begitu tinggi ia
menghargai gerak, sehingga ia menyebut bahwa kafir yang aktif lebih baik dari
muslim yang suka tidur. Dalam syair-syairnya ia mendorong umat Islam supaya
bergerak dan jangan tinggal diam.Dalam pembaharuannya Iqbal tidak berpendapat
bahwa Baratlah yang harus dijadikan sebagai model. Kapitalisme dan Imperialisme
Barat tidak dapat diterimanya. Barat menurut penilainnya, amat banyak
dipengaruhi oleh materialisme dan telah mulai meninggalkan agama, yang harus
diambil umat Islam dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya.Sebagaiman yang
telah disinggung bahwa Iqbal menjadi Presiden Liga Muslimin di tahun 1930.
Dalam hubungan ini baik disebut bahwa sebelum pergi ke Eropa, ia sebenarnya
ialah seorang nasionalis India. Tetapi kemudian ia ubah pandangannya mengenai
nasionalis, dikarenakan dalam pandangannya nasionalisme bukanlah ajaran islam.
Alasannya ia curiga bahwa dibelakang nasionalisme india terletak konsep
hinduisme dalam bentuk baru.
Di India
terdapat dua umat besar dan dalam pelaksaan demokrasi barat india, kenyataan
ini harus diperhatikan. Tuntutan umat islam untuk memperoleh pemerintahan
sendiri, di dalam atau diluar kerajaan Inggris, adalah tuntutan yang wajar.
India pada hakikatnya tersusun dari dua bangsa, bangsa islam dan bangsa hindu
menuju pada pembentukan negara tersendiri, terpisah dari Negara hindu di
India.Tujuan membentuk negara tersendiri ini, ia tegaskan dalam rapat tahunan
Liga Muslimin di tahun 1930. “saya ingin melihat Punjab, daerah perbatasan
utara, sindi dan balutistan bergabung menjadi satu Negara.” Disinilah ide dan
tujuan membentuk Negara tersendiri diumumkan secara resmi dan kemudian menjadi
tujuan perjuangan nasional umat Islam India. Tidak mengherankan kalo Iqbal
dipandang sebagai “bapak Pakistan”.
Ide Iqbal
bahwa umat Islam India merupakan suatu bangsa dan oleh karena itu memerlukan
satu Negara tersendiri tidaklah bertentangan dengan pendiriannya tentang
persaudaraan dan persatuan umat Islam. Ia bukanlah seorang nasionalis dalam
arti yang sempit. Ia sebenarnya adalah seorang pan-Islamis. Islam, bukanlah
nasionalisme dan bukan pula imperialisme, tetapi Liga Bangsa-Bangsa. Islam
dapat menerima batas-batas yang memisahkan satu daerah dari yang lain dan dapat
menerima perbedaan bangsa hanya untuk memudahkan soal hubungan antara sesama
mereka. Batas dan perbedaan bangsa itu tidak boleh mempersempit ufuk pandangan
umat Islam. Bagi Iqbal dunia Islam seluruhnya merupakan satu keluarga yang
terdiri atas republik-republik, dan Pakistan yang akan dibentuk adalah salah
satu dari republik itu. Pengaruh Iqbal dalam pembaharuan India ialah
menimbulkan paham dinamisme dikalangan umat Islam dan menunjukkan jalan yang
harus mereka tempuh untuk masa depan agar sebagai umat minoritas di anak benua
itu mereka dapat hidup bebas dari tekanan-tekanan dari luar.
C. Tujuan
Dinamisme Islam dalam Pemikiran Iqbal
Sebagaimana yang telah diuraikan, Iqbal menegaskan penolakannya kepada
setiap pemahaman apa saja yang berkaitan dengan bangsa dan negara sebagai dasar
masyarakat Islam. Nasionalisme menurut Iqbal, merupakan suatu alat yang bisa
digunakan untuk memecah belah dunia muslim yang akan berakibat pada adanya
pemisahan sesama manusia, terjadinya perpecahan antar bangsa-bangsa dan adanya
pemisahan agama dari politik.Maka dari itu ia dalam bukunya “Political Thought
in Islam”, menegaskan bahwa cita-cita politik Islam adalah terbentuknya suatu
bangsa yang lahir dari suatu internalisasi semua ras dan kebangsaan. Terpadunya
ikatan batin masyarakat ini, muncul tidak dari kesatuan geografis dan etnis.
Akan tetapi dari kesatuan cita-cita politik dan agamanya. Keanggotaan atau
kewarganegaraannya didasarkan atas suatu pernyataan kesatuan pendapat yang
hanya berakhir apabila kondisi ini tidak berlaku lagi.Dari
uraian-uraian yag ada memberikan satu penjelasan bahwa tujuan Dinamisme Islam Muhammad Iqbal adalah:
1. Perubahan
pemahaman terhadap alam atau kenyataan, yaitu usaha mengembalikan pemahaman itu
kepada pemahaman umat Islam terdahulu,
bahwa dunia ini lapangan usaha, gerak, dan pengetahuan manusia. Jadi, ia
bukanlah suatu yang harus ditakuti atau dianggap buruk.
2. Pengungkapan
beberapa prinsip-prinsip Islam yang semuanya merupakan faktor-faktor yang
mendorong manusia bergerak dan berusaha di alam nyata ini.
3. Mengubah
pola pemikiran manusia dari statis kearah yang dinamis.
4. Mengubah
pemikiran umat Islam agar sesuai dengan perkembangan IPTEK dan falsafah modern
agar Islam tidak ketinggalan zaman.
5. Mengubah
pemikiran agar mau untuk membuka pintu Ijtihad, karena menurutnya pintu ijtihad
tidak pernah akan tertutup.
Jadi Iqbal
dengan gerakan reformasi pemikiran keagamaan dalam Islam itu, menginginkan kembalinya
kejayaan bagi umat Islam. Kejayaan bukan lantaran mengikuti salah satu filsafat
barat, tapi karena pemahaman yang benar tentang Islam seperti pemahaman
orang-orang muslim pertama. Agar terwujudnya umat Islam yang dinamis
dilingkungannya.Pemahaman yang benar tentang Islam, menurut Iqbal menjadikan
alam materi dan alam nyata bukan suatu yang keji tapi sebagai lapangan
perjuangan demi personalitas. Dengan alam yang realis itu maka kepribadian
menjadi kuat, dengan perjuangan dalam dunia ini ia akan tetap eksis dan abadi.
Jadi, keabadian personalitas menurut Iqbal adalah melalui perjuangan, dengan
menundukkan segala rintangan bukan lari dari padanya.
D. Karakter
Berpikir Dinamis dan Apresiasi terhadap Pemikiran Iqbal
1. Karakter
Berpikir Dinamis
Karakter berpikir dinamis yang
dimaksud, yaitu:
1) Pola
berpikir kompleks, yang meliputi:
a. Berpikir
kritis, dan
b. Berpikir
kreatif.
2) Pola
berpikir maju dan berkembang
3) Harus
memiliki pertahanan diri yang lebih besar
4) Memiliki
psikodinamika yang kompleks
5) Memiliki
kepribadian yang luas
2. Apresiasi
terhadap Pemikiran Iqbal
Berdasarkan
apa yang diketahui bersama, Islam membutuhkan pemikir-pemikir zaman seperti
Iqbal, mengingat bahwa dari waktu ke waktu ilmu pengetahuan selalu mengalami
perubahan, dari yang skala kecil hingga besar. Hal ini tentu saja memiliki
dampak bagi suatu umat yang hidup di zaman tersebut.Ditambah umat Islam
memiliki tugas untuk mempertahankan Aqidah Rasul, agar jangan sampai tergilas
oleh kemajuan zaman. Sehingga disini kami selaku tim penulis, sangat menghargai
pemikiran Iqbal, karena sebagaimana yang telah diuraikan bahwa kehidupan selalu
bergerak dan mengalami perubahan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muhammad
Iqbal berasal dari golongan menengah di Punjab dan lahir di Sialkol pada tahun
1876. Untuk meneruskan studi ia pergi ke Lohera dan ia belajar disana sampai
memperoleh gelar kesarjanaan M.A. di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas
Arnold seorang orientalis yang memberikan dorongan untuk melanjutkan stadi di
Inggris. Pada tahun 1905 ia pergi ke Inggris untuk melanjutkan studi di
Universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat.Hukum dalam Islam menurut
Iqbal tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman. Islam pada hakikatnya bersifat dinamisme, demikian pendapat Iqbal.
Alquran senantiasa mengajarkan serta menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat
atau tanda yang terdapat pada alam, seperti matahari, bulan, bintang,
pergantian siang dan malam dan sebagainya. Orang yang tidak peduli dengan
perubahan hal tersebut maka akan tinggal buta terhadap masa yang akan datang.
Menurut Iqbal konsep alam ialah bersifat dinamis atau berkembang.
Tujuan
dinamisme Islam pemikiran Iqbal adalah agar umat Islam selalu melakukan
perubahan dan perbaikan serta tidak bersifat statis, padahal diperintahkan
untuk bersifat dinamis.Karakter berpikir dinamis adalah karakter berpikir yang
bersifat kritis dan kreatif, yang terus berkembang dan maju. Sehingga orang
yang berpikir dinamis tidak akan merasa tertinggal oleh zaman.
B. Saran
Semoga
makalah ini dapat membantu memahami isi makalah dan menambah pengetahuan kita
bersama. Sehingga kita dapat menerapkan apa yang diterapkan Muhamad Iqbal dalam
karakter berpikir dinamis adalah karakter berpikir yang bersifat kritis dan
kreatif, yang terus berkembang dan maju.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
Nasution, Harun.
2003. Pembaharuan dalam Islam. Cetakan ke-3. Jakarta: Bulan
Bintang.
Iqbal ,Muhammad. 2002 .
Rekonstruksi Pemikiran dalam Islam, Cetakan ke-2 Yogyakarta:Jalasutra.
No comments:
Post a Comment