Selamat Datang Di Blog Sederhana Saya

Friday, 3 January 2020

PEMIKIRAN MUHAMAD IQBAL DALAM DINAMISME ISLAM


KERANGKA PEMIKIRAN MUHAMAD IQBAL DALAM  DINAMISME ISLAM
OLEH : SATRIA AVIANDA 
BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang

 Dalam peradabannya umat Islam selalu mengalami perubahan dan perbaikan. Perubahan dan perbaikan tersebut, dimaksudkan untuk memberikan solusi bagi setiap umat dari masing-masing zaman. Terkadang, pemikiran umat Islam dalam peradabannya menjadikan umat Islam kuat dan bersatu, namun tidak jarang pula justru menjadikan umat Islam berpecah belah dan terkotak-kotak.Dari dulu hingga sekarang, pemikiran manusia menjadi persoalan yang memerlukan kehati-hatian dalam menggunakannya, hal itu dikarenakan dampak dari fungsi akal itu tidak selamanya positif. Malah justru terkesan banyak negatifnya, mengingat bahwa manusia hanyalah seorang makhluk Tuhan. Hal itu, bukan hanya terjadi diluar orang Islam, tetapi juga terjadi dalam tubuh Islam itu sendiri.Dari banyaknya pemikir-pemikir umat ini yang peduli akan perkembangan dan perubahan dunia, mereka memberikan gagasan-gagasannya bagi umat selanjutnya. Salah satunya Iqbal yang dalam pemikirannya menjadi pembahasan para ulama dan umat Islam lainnya dari masanya hingga sekarang, untuk diambil pelajaran yang positif dari apa yang diuraikan dan diterangkan oleh Iqbal. Dalam uraian karya ilmiah ini akan diuraikan tentang bagaimana pemikiran Iqbal bagi dunia Islam.

B.         Rumusan Masalah
a.       Bagaimanakah biografi Muhammad Iqbal?
b.      Bagaimana filosofi dan kerangka pemikiran Muhammad Iqbal tentang dinamisme Islam?
c.       Apa tujuan dinamisme Islam dalam pemikiran Iqbal?
d.      Apa saja karakter berpikir dinamis itu dan bagaimana mengapresiasi pemikiran Iqbal?
C.    Tujuan
a.       Untuk mengetahui Biografi Muhammad Iqbal,
b.      memahami filosofi dan kerangka pemikiran Iqbal tentang dinamisme Islam,
c.       Untuk mengetahui tujuan dinamisme Islam dalam pemikiran Iqbal, dan
d.      Untuk mengetahui karakter berpikir dinamis dan memberikan apresiasi terhadap pemikiran Iqbal.


BAB II
PEMBAHASAN
A.        Biografi Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal berasal dari golongan menengah di Punjab dan lahir di Sialkol pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia pergi ke Lohera dan ia belajar disana sampai memperoleh gelar kesarjanaan M.A. di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold seorang orientalis yang memberikan dorongan untuk melanjutkan stadi di Inggris. Pada tahun 1905 ia pergi ke Inggris untuk melanjutkan studi di Universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat.Dua tahun kemudian ia pindah ke Jerman dan disanalah ia memperoleh gelar Ph.D. dalam taswuf. Tesis doktoral yang dikemukakannya berjudul: The Development Of Metaphisics in Persia. Tahun 1908 ia kembali lagi di Lohera, di samping pekerjaannya menjadi pengacara ia menjadi dosen falsafat. Kemudian ia memasuki dunia politik pada tahun 1930 ia dipilih menjadi Presiden Liga Muslimin. Ditahun 1933 ia diundang ke Afghanistan untuk membicarakan pembentukan Universitas Kabul. Dalam usianya yang ke 62 ia meninggal tepatnya di tahun 1938. Muhammad Iqbal adalah seorang filsuf dan penyair. Syairnya menjadi hebat karena filsafatnya dan filsafatnya menjadi hebat karena syairnya. Iqbal yang merupakan murid Thomas Arnold sangat berpengaruh dalam menentukkan arah perjuangan umat Islam India. Ide-idenya tentang pembaruan dan politik mengantarkan umat Islam India menjadi suatu bangsa yang lepas dari bayangan-bayangan India, yakni Pakistan. Meskipun dia seorang penyair dan filsuf pemikirannya mengenai kemajuan dan kemunduran umat Islam sangat berpengaruh pada gerakan pembaruan Islam.

B.         Filosofi dan Kerangka Pemikiran Muhammad Iqbal tentang Dinamisme Islam

Dalam pembahasan ini, sekiranya diperlukan uraian mengenai siapa saja tokoh atau filosof-filosof barat yang mempengaruhi pemikiran Muhammad Iqbal. Maka, adapun para filosof yang dimaksud adalah Thomas Aquinas, Bergson, Nietzsche, Hegel, Whitehead, Berkeley. Diantara sekian banyak filosof , Nietzsche dan Bergsonlah yang paling mempengaruhi Iqbal. Nietzsche dan Bergsonlah sangat mempengaruhi Iqbal khususnya konsepnya tentang hidup sebagai kehendak kreatif yang terus bergerak menuju realisasi.Sama dengan pembaharu-pembaharu lain, Iqbal berpendapat bahwa kemundurun umat Islam selama 500 tahun terakhir disebabkan oleh kebekuan dalam pemikiran. Hukum dalam Islam telah sampai kepada keadaan statis. Kaum konservatif dalam Islam berpendapat bahwa rasionalisme yang ditimbulkan golongan Mu`tazilah akan membawa kepada disintegrasi dan dengan demikian berbahaya bagi kestabilan Islam sebagai kesatuan politik. Untuk memelihara kesatuan itu, kaum konservatif tersebut lari ke syari`at sebagai alat yang ampuh untuk membuat umat tunduk dan diam.Sebab lain terletak pada pengaruh zuhud yang terletak pada ajaran tasawuf. Menurut tasawuf yang mementingkan zuhud, perhatian harus memusatkan kepada Tuhan. Hal itu akhirnya membawa kepada keadaan umat kurang mementingkan sosial kemasyarakatan dalam Islam. Sebab terutama ialah hancurnya Baghdad, sebagai pusat kemajuan pemikiran umat Islam di pertengahan abad ke 13.
Hukum dalam Islam menurut Iqbal tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Islam pada hakikatnya bersifat dinamisme, demikian pendapat Iqbal. Alquran senantiasa mengajarkan serta menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau tanda yang terdapat pada alam, seperti matahari, bulan, bintang, pergantian siang dan malam dan sebagainya. Orang yang tidak peduli dengan perubahan hal tersebut maka akan tinggal buta terhadap masa yang akan datang. Menurut Iqbal konsep alam ialah bersifat dinamis atau berkembang.Islam menolak konteks lama yang mengatakan bahwa alam itu bersifat statis. Islam mempertahankan konsep dinamisme dan mengakui adanya gerak dan perubahan dalam hidup sosial manusia. Dan prinsip yang dipakai dalam soal gerak dan perubahan itu ialah ijtihad. Ijtihad mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pembaharuan Islam.
Intisari hidup adalah gerak, sedang hidup ialah menciptakan, maka Iqbal berseru kepada umat Islam supaya bangun dan menciptakan dunia baru. Begitu tinggi ia menghargai gerak, sehingga ia menyebut bahwa kafir yang aktif lebih baik dari muslim yang suka tidur. Dalam syair-syairnya ia mendorong umat Islam supaya bergerak dan jangan tinggal diam.Dalam pembaharuannya Iqbal tidak berpendapat bahwa Baratlah yang harus dijadikan sebagai model. Kapitalisme dan Imperialisme Barat tidak dapat diterimanya. Barat menurut penilainnya, amat banyak dipengaruhi oleh materialisme dan telah mulai meninggalkan agama, yang harus diambil umat Islam dari Barat hanyalah ilmu pengetahuannya.Sebagaiman yang telah disinggung bahwa Iqbal menjadi Presiden Liga Muslimin di tahun 1930. Dalam hubungan ini baik disebut bahwa sebelum pergi ke Eropa, ia sebenarnya ialah seorang nasionalis India. Tetapi kemudian ia ubah pandangannya mengenai nasionalis, dikarenakan dalam pandangannya nasionalisme bukanlah ajaran islam. Alasannya ia curiga bahwa dibelakang nasionalisme india terletak konsep hinduisme dalam bentuk baru.

Di India terdapat dua umat besar dan dalam pelaksaan demokrasi barat india, kenyataan ini harus diperhatikan. Tuntutan umat islam untuk memperoleh pemerintahan sendiri, di dalam atau diluar kerajaan Inggris, adalah tuntutan yang wajar. India pada hakikatnya tersusun dari dua bangsa, bangsa islam dan bangsa hindu menuju pada pembentukan negara tersendiri, terpisah dari Negara hindu di India.Tujuan membentuk negara tersendiri ini, ia tegaskan dalam rapat tahunan Liga Muslimin di tahun 1930. “saya ingin melihat Punjab, daerah perbatasan utara, sindi dan balutistan bergabung menjadi satu Negara.” Disinilah ide dan tujuan membentuk Negara tersendiri diumumkan secara resmi dan kemudian menjadi tujuan perjuangan nasional umat Islam India. Tidak mengherankan kalo Iqbal dipandang sebagai “bapak Pakistan”.
Ide Iqbal bahwa umat Islam India merupakan suatu bangsa dan oleh karena itu memerlukan satu Negara tersendiri tidaklah bertentangan dengan pendiriannya tentang persaudaraan dan persatuan umat Islam. Ia bukanlah seorang nasionalis dalam arti yang sempit. Ia sebenarnya adalah seorang pan-Islamis. Islam, bukanlah nasionalisme dan bukan pula imperialisme, tetapi Liga Bangsa-Bangsa. Islam dapat menerima batas-batas yang memisahkan satu daerah dari yang lain dan dapat menerima perbedaan bangsa hanya untuk memudahkan soal hubungan antara sesama mereka. Batas dan perbedaan bangsa itu tidak boleh mempersempit ufuk pandangan umat Islam. Bagi Iqbal dunia Islam seluruhnya merupakan satu keluarga yang terdiri atas republik-republik, dan Pakistan yang akan dibentuk adalah salah satu dari republik itu. Pengaruh Iqbal dalam pembaharuan India ialah menimbulkan paham dinamisme dikalangan umat Islam dan menunjukkan jalan yang harus mereka tempuh untuk masa depan agar sebagai umat minoritas di anak benua itu mereka dapat hidup bebas dari tekanan-tekanan dari luar. 

C.    Tujuan Dinamisme Islam dalam Pemikiran Iqbal
Sebagaimana yang telah diuraikan, Iqbal menegaskan penolakannya kepada setiap pemahaman apa saja yang berkaitan dengan bangsa dan negara sebagai dasar masyarakat Islam. Nasionalisme menurut Iqbal, merupakan suatu alat yang bisa digunakan untuk memecah belah dunia muslim yang akan berakibat pada adanya pemisahan sesama manusia, terjadinya perpecahan antar bangsa-bangsa dan adanya pemisahan agama dari politik.Maka dari itu ia dalam bukunya “Political Thought in Islam”, menegaskan bahwa cita-cita politik Islam adalah terbentuknya suatu bangsa yang lahir dari suatu internalisasi semua ras dan kebangsaan. Terpadunya ikatan batin masyarakat ini, muncul tidak dari kesatuan geografis dan etnis. Akan tetapi dari kesatuan cita-cita politik dan agamanya. Keanggotaan atau kewarganegaraannya didasarkan atas suatu pernyataan kesatuan pendapat yang hanya berakhir apabila kondisi ini tidak berlaku lagi.Dari uraian-uraian yag ada memberikan satu penjelasan bahwa tujuan Dinamisme Islam Muhammad Iqbal adalah:

1.      Perubahan pemahaman terhadap alam atau kenyataan, yaitu usaha mengembalikan pemahaman itu kepada pemahaman umat Islam terdahulu, bahwa dunia ini lapangan usaha, gerak, dan pengetahuan manusia. Jadi, ia bukanlah suatu yang harus ditakuti atau dianggap buruk.
2.      Pengungkapan beberapa prinsip-prinsip Islam yang semuanya merupakan faktor-faktor yang mendorong manusia bergerak dan berusaha di alam nyata ini.
3.      Mengubah pola pemikiran manusia dari statis kearah yang dinamis. 
4.      Mengubah pemikiran umat Islam agar sesuai dengan perkembangan IPTEK dan falsafah modern agar Islam tidak ketinggalan zaman.
5.      Mengubah pemikiran agar mau untuk membuka pintu Ijtihad, karena menurutnya pintu ijtihad tidak pernah akan tertutup.

Jadi Iqbal dengan gerakan reformasi pemikiran keagamaan dalam Islam itu, menginginkan kembalinya kejayaan bagi umat Islam. Kejayaan bukan lantaran mengikuti salah satu filsafat barat, tapi karena pemahaman yang benar tentang Islam seperti pemahaman orang-orang muslim pertama. Agar terwujudnya umat Islam yang dinamis dilingkungannya.Pemahaman yang benar tentang Islam, menurut Iqbal menjadikan alam materi dan alam nyata bukan suatu yang keji tapi sebagai lapangan perjuangan demi personalitas. Dengan alam yang realis itu maka kepribadian menjadi kuat, dengan perjuangan dalam dunia ini ia akan tetap eksis dan abadi. Jadi, keabadian personalitas menurut Iqbal adalah melalui perjuangan, dengan menundukkan segala rintangan bukan lari dari padanya.
D.    Karakter Berpikir Dinamis dan Apresiasi terhadap Pemikiran Iqbal
1.      Karakter Berpikir Dinamis
Karakter berpikir dinamis yang dimaksud, yaitu:
1)      Pola berpikir kompleks, yang meliputi:
          a.       Berpikir kritis, dan
          b.      Berpikir kreatif.
2)      Pola berpikir maju dan berkembang
3)      Harus memiliki pertahanan diri yang lebih besar
4)      Memiliki psikodinamika yang kompleks
5)      Memiliki kepribadian yang luas
2.      Apresiasi terhadap Pemikiran Iqbal
Berdasarkan apa yang diketahui bersama, Islam membutuhkan pemikir-pemikir zaman seperti Iqbal, mengingat bahwa dari waktu ke waktu ilmu pengetahuan selalu mengalami perubahan, dari yang skala kecil hingga besar. Hal ini tentu saja memiliki dampak bagi suatu umat yang hidup di zaman tersebut.Ditambah umat Islam memiliki tugas untuk mempertahankan Aqidah Rasul, agar jangan sampai tergilas oleh kemajuan zaman. Sehingga disini kami selaku tim penulis, sangat menghargai pemikiran Iqbal, karena sebagaimana yang telah diuraikan bahwa kehidupan selalu bergerak dan mengalami perubahan.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Muhammad Iqbal berasal dari golongan menengah di Punjab dan lahir di Sialkol pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia pergi ke Lohera dan ia belajar disana sampai memperoleh gelar kesarjanaan M.A. di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold seorang orientalis yang memberikan dorongan untuk melanjutkan stadi di Inggris. Pada tahun 1905 ia pergi ke Inggris untuk melanjutkan studi di Universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat.Hukum dalam Islam menurut Iqbal tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Islam pada hakikatnya bersifat dinamisme, demikian pendapat Iqbal. Alquran senantiasa mengajarkan serta menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau tanda yang terdapat pada alam, seperti matahari, bulan, bintang, pergantian siang dan malam dan sebagainya. Orang yang tidak peduli dengan perubahan hal tersebut maka akan tinggal buta terhadap masa yang akan datang. Menurut Iqbal konsep alam ialah bersifat dinamis atau berkembang.
Tujuan dinamisme Islam pemikiran Iqbal adalah agar umat Islam selalu melakukan perubahan dan perbaikan serta tidak bersifat statis, padahal diperintahkan untuk bersifat dinamis.Karakter berpikir dinamis adalah karakter berpikir yang bersifat kritis dan kreatif, yang terus berkembang dan maju. Sehingga orang yang berpikir dinamis tidak akan merasa tertinggal oleh zaman.


B.     Saran
            Semoga makalah ini dapat membantu memahami isi makalah dan menambah pengetahuan kita bersama. Sehingga kita dapat menerapkan apa yang diterapkan Muhamad Iqbal dalam karakter berpikir dinamis adalah karakter berpikir yang bersifat kritis dan kreatif, yang terus berkembang dan maju.






BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Harun. 2003. Pembaharuan dalam Islam. Cetakan ke-3. Jakarta: Bulan Bintang.

Iqbal ,Muhammad. 2002 . Rekonstruksi Pemikiran dalam Islam, Cetakan ke-2 Yogyakarta:Jalasutra.


No comments:

Post a Comment